Rumah Kaki Seribu, karena tiang penyangganya banyak. Rumah adat ini dari Suku Arfak, suku terbesar di Papua Barat.
Di dalam satu area anjungan provinsi, terdapat beberapa bangunan
terpisah-pisah. Biasanya bangunan berbentuk rumah adat, lengkap dengan
lumbung bahkan balai.
Namun, cobalah tengok ke area tepat di
seberang anjungan Sulawesi Utara di Taman Mini Indonesia Indah (TMII),
Jakarta Timur. Ada satu deret yang berisikan berbagai rumah adat.
Berbeda dengan anjungan lain, setiap rumah adat merepresentasikan satu
provinsi.
Ya, bisa dibilang inilah area anjungan provinsi-provinsi
terbaru Indonesia. Sayang, Kalimantan Utara yang baru saja resmi
menjadi provinsi, belum memiliki anjungan di kawasan ini.
Jika
dilihat dari depan, diurutkan dari kiri sampai kanan adalah anjungan
Provinsi Papua Barat, Sulawesi Barat, Kepulauan Riau, Gorontalo, Maluku
Utara, Banten, dan Kepulauan Bangka Belitung. Mari melongok ke salah
satu anjungan baru tersebut.
Anjungan Papua Barat menempati
bangunan permanen layaknya rumah modern yang menggunakan semen dan bata.
Aksen ukiran khas suku-suku Papua Barat tampak di depan pintu masuk
dengan warna-warni cerah. Ada taman kecil menambah asri bangunan.
Agak
terkesan tak lazim karena umumnya rumah adat di Papua berbahan kayu.
Sukirin, penjaga anjungan Papua Barat, menuturkan bahwa memang rumah
adat dari suku-suku yang mendiami Papua Barat pun terbuat dari kayu.
"Ya,
memang ini tidak mengikuti rumah adat di Papua Barat. Sengaja bangunan
modern. Aslinya rumah adat dari kayu," tutur Sukirin.
Sukirin
sendiri aslinya berasal dari Raja Ampat, sebuah kabupaten di Papua
Barat. Ia lalu menunjukkan rumah adat khas Papua Barat. Sebuah maket
rumah adat menunjukkan rumah panggung sederhana.
Uniknya
tiang-tiang penyangga rumah berjumlah banyak. Berbeda dengan rumah
panggung dari Sumatera atau Sulawesi yang hanya mengisi sisi-sisi
terdepan. Tiang penyangga rumah adat dari Papua Barat tersebut seakan
mengisi seluruh ruang di bawah rumah.
"Ini namanya Rumah Kaki
Seribu karena tiang penyangganya banyak. Tidak sampai seribu, sih. Rumah
adat ini dari Suku Arfak, suku terbesar di Papua Barat," jelas Sukirin.
Rumah kaki seribu, rumah adat di Papua Barat.
Selain
maket rumah adat, pengunjung juga bisa melihat aneka tumbuhan khas
Papua Barat seperti kayu manis dan buah merah. Lalu ada sarang semut
yang diolah untuk obat. Ada pula telur burung kasuari yang ukurannya
sangat besar. Telur tersebut dipenuhi ukiran khas suku setempat.
Di
dalam anjungan juga terdapat peta kawasan Papua Barat, termasuk
brosur-brosur pariwisata. Seperti halnya sebagian besar
anjungan-anjungan di TMII, anjungan Papua Barat ibarat peta wisata. Jika
ada niat berkunjung ke Papua Barat, cobalah mampir dulu di anjungan
Papua Barat TMII sebagai perkenalan pertama pada Papua Barat.
Sumber : kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar